Punya Jabatan dan Kesuksesan, Nabi Muhammad SAW Tetap Tawadhu
*Hikmah
Halal Bi Halal DPD PKS (Partai Keasilan Sejahtera Kabupaten Pemalang
Saat
manusia diberi kenikmatan oleh Allah SWT maka manusia terbagi menjadi dua yaitu
golongan orang yang mau bersyukur dan orang yang kufur. Karena pada dasarnya
kenikmatan maupun bencana adalah ujian untuk menguji kualitas hamba. Kita harus
bagaimana?
Hal
ini merupakan intisari yang disampaikan KH Sidqon Hafids Abidin saat
menyampaikan hikmah Halal Bi Halal DPD PKS Pemalang, Rabu (22/8) kemarin.
Refleksi
dari para nabi, Nabi Sulaiman as diberikan kenikmatan yang banyak bahkan
dirinya diberikan jabatan seorang raja dia tidak menepuk dada atau sombong.
Nabi Yusuf As menghadapai berbagai macam
ujian, fitnah dan musibah. Kehidupan
Nabi Yusuf AS dari dibuang, dijebloskan
ke dalam penjara tidak pernah lepas dari syukur. Saat dirinya menjadi
bendaharawan negara hingga pada ujungnya menjadi raja Nabi Yusuf As tidak
menepuk dada ataupun sombong dirinya tetap menjadi sosok yang tawadhu.
Nabi
Yusuf As dengan jabatan yang dimilikinya tidak lantas lupa, dia berdoa ya Allah
engkau anugerahkan aku kerajaan, membukakan tabir mimpi, engkau penolong dunia
akhirat. Ya allah wafatkan kami dan kumpulkan kelak kami dengan orang-orang
yang soleh.
“Kenikmatan
itu untuk menguji kufur atau mengingkari oleh karena itu saat menerima
kenikmatan minimal ucap alhamdulillah agar hati menjadi tenang,”ujarnya.
Begitu
pula pada teladan Nabi Muhammad SAW saat menerima kebahagiaan, kesuksesan,
kemenangan dia tetap tawadhu. Dalam peristiwa Fathu Makah, saat Mekah jatuh ke tangan
pasukan muslim dengan jalan damai tanpa peperangan. Banyak orang yang
berbondong-ondong masuk ke dalam agama Islam. Tapi hal itu tidak mebutakan diri
Rasulullah Saw.
“Apakah
Nabi Muhammad menepuk dada, tidak! para perowi dan ahli tafsir menceritakan,
ketika rasul mendapatkan kemenangan justru Rasul bersender pada punggung onta
dan bertakbir Allahuakbar sodakoh wahdah
wanasoroh abdah.
”tandasnya.
Dari
teladan nabi tersebut, ketika seseorang mendapatkan kemenangan, kesuksesan dan
kebahagiaan maka diminta untuk cepat-cepat mensucikan Allah, memuji Allah dan
beristighfar.
Orang
menurutnya sangat gampang terkena penyakit hati. Orang bersodaqoh gampang
terkena riya. Orang meakukan haji dan umroh bisa terkena riya bahkan sum’ah.
“Maka
kebersihan hati harus kita jaga, hati kotor dihindari, tak usahlah sombong
karena tidak ada yang perlu kita sombongkan, apalagi hasut dan
dengki,”ungkapnya.
Kiai
Sidqon menambahkan bahwa sejarahpun
mencatat dalam karangan Buya Hamka menulis kehidupan raja-raja Bani Umayah, ada
tiga raja yang terkenal yiatu Raja
Hisyam bin Abdul Malik, Sulaeman bin Abdul Malik dan Umar bin Abdul Malik.
Diceritakan
bahwa Raja Hisyam terkenal sekali terutama karena banyak makannya, singkat
cerita sejarah kematiannya adalah karena makan bebek 8 ekor. Raja Sulaeman juga
merupakan raja terkenal terutama karena dalam sehari dapat banyak gonta-ganti
pakaian bahkan pakaian ihrom yang dibawanya untuk ibadah haji dibawa oleh 20 onta. Sedangkan Raja Umar
bin Abdul Aziz terkenal karena kesolehannya dan kebersihan hatinya.
“Semua
raja itu pada akhirnya mati, namun apa yang terjadi 20 tahun kemudian. Anak
raja sulaeman dan hisyam menjadi hina padahal keturunan raja. Lain dengan Umar
bin Abdul Aziz anak keturunannya menjadi
anak-anak yang Soleh dan dermawan. Ini bukti kebersihan hati akan membawa
kebaikan bagi kita dan anak keturunan kita,”ungkapnya
Ketua
DPD PKS Pemalang, Ikmaludin Aziz Spd mengungkapkan bahwa lebaran ini perlu
banyak bersyukur karena dalam kesempatan yang sama ada saudara-saudara kita
yang menikmati lebaran dengan kondisi kekurangan. Seperti masyarakat Desa
Gombong, Belik yang daerahnya dilanda kekeringan.
“Insyaalah untuk
membantu mereka, akan kita kirimkan 40 tangki air kepada masyarakat desa
Gombong, kini sedang kita siapkan,”ungkapnya sebagai bentuk solidaritas dan
kepedulian social kepada sesama.(him)
Sumber : Radartegal.com
0 comments
Write Down Your Responses